Harga Gabah Turun, Para Petani Jepara Kebingungan!

Jepara184 Dilihat

Harga Gabah Turun, Para Petani Jepara Kebingungan. Turunya harga gabah tak sebanding dengan tingginya harga beras dipasaran. Saat harga beras melambung tinggi di pasaran, justru harga gabah malah turun drastis sepekan terakhir ini.

Dengan turunnya harga gabah para petani pun dipusingkan dengan kondisi tersebut. Seperti yang dialami oleh salah satu petani Nasrun (61) asal Desa Tedunan, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.

Nasrun mengatakan, bahwa harga panen gabah kering yang semula mencapai Rp.6.200 hingga Rp 6.300 per kilogram. Lalu, tiba-tiba anjlok menjadi Rp.5.500 hingga Rp.5.700 per kilogram. Penurunan harga yang tiba-tiba ini bermula dari adanya suplai beras bulog ke pasar tradisional untuk menekan harga beras di pasaran. Harga Gabah Turun, Para Petani Jepara Kebingungan!

Harga Gabah Turun, Para Petani Jepara Kebingungan!

Jika harga berasnya turun, gabahnya juga ikut turun. Padahal, para petani sudah sangat senang karena harga gabah sudah bagus pada tahun ini,’’ Ungkap Nasrun, Senin (13/02/2023).

Perihal yang sama pun juga telah dirasakan oleh Masduki (65). Petani di desa lain juga mengungkapkan hal yang sama bahwa harga gabah saat ini memang masih di atas harga pembelian pemerintah oleh Bulog yang hanya Rp.4.200. Harga Gabah Turun, Para Petani Jepara Kebingungan!

“Mencari pupuk subsidi saja sangat sulit, petani disini hanya bisa membeli pupuk urea non subsidi dengan harga Rp.500.000 per kwintal. Memang ada kartu tani yang digunakan untuk membeli pupuk urea bersubsidi seharga Rp.225.000 per kwintal, tapi barangnya sering kosong,’’ Jelas Masduki.

Tingginya biaya produksi juga tidak hanya akibat pupuk. Biaya tenaga kerja di sawah juga cukup tinggi yang diakibatkan tidak adanya regenerasi petani. Harga Gabah Turun, Para Petani Jepara Kebingungan!

’’Sekarang untuk ongkos biaya tandur saja Rp.75.000 per orang,’’ Terangnya

Para petani sangat berharap agar pemerintah berpihak pada nasib petani. Harga beras yang sudah cukup baik bagi petani tidak akan dirusak dengan adanya beras impor. Pemerintah juga sangat diharapkan menetapkan HPP yang berpihak pada petani. Terlebih, akan kebutuhan pupuk yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan pupuk bersubsidi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *